Mengapa Orang yang Dulunya Istiqomah Bisa Berpaling Dari Ketaatan?
Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih al-‘Utsaimin رحمه الله bertutur :
لا يمكن أن يزيغ الله من كان مهتديا إلا وفي قلبه بلاء
❝ Allah tidak mungkin memalingkan seseorang yang telah mendapat petunjuk kecuali didalam hatinya terdapat suatu penyakit.
انتبه لهذا الشرط
Perhatikan syarat ini!
لا يمكن أن يزيغ الله قلب الإنسان إلا وفي قلبه بلاء
Allah tidak mungkin memalingkan hati seorang hamba kecuali didalam hatinya terdapat penyakit.
أما لو كان سليما فإنه لا يمكن أن يزيغه
Adapun jika hatinya bersih, Allah tidak akan memalingkannya
دليل هذا قول الله تبارك وتعالى فلما زاغوا أزاغ الله قلوبهم
Dalilnya adalah firman Allah ta’ala “Maka tatkala mereka berpaling (dari kebenaran), Allah memalingkan hati mereka.”
والقلب السليم لايمكن أن يزيغه الله لأن الله تعالى أكرم من أن يزيغ هذا القلب السليم
Hati yang bersih tidak mungkin dipalingkan oleh Allah, karena Allah lebih mulia daripada memalingkan hati yang bersih
ولهذا أقول لك ولنفسي قبلك فتش قلبك
Oleh karenanya, saya katakan kepadamu dan kepada diriku sendiri sebelumnya ‘Periksalah hatimu!’
هل فيه شك هل فيه حقد هل فيه كراهة لبعض شرائع الله
Apakah didalamnya ada keraguan, kedengkian, atau kebencian terhadap sebagian syariat Allah?
هل فيه حسد هذه الأمور قد تبدو سهلة لكنها في الحقيقة كالسوسة في التمرة تقضي عليها فتعدمها
Apakah ada hasad? Hal-hal ini mungkin terlihat sepele, tetapi pada hakikatnya seperti ulat dalam kurma yang akan merusak hingga menghancurkannya
طهّر قلبك من الشرك من الرياء من الشك من النفاق من الغل من الحقد من كراهة شيء مما شرع الله
Bersihkanlah hatimu dari kesyirikan, riya’, keraguan, kemunafiqan, kedengkian, kebencian, dan rasa tidak suka terhadap sesuatu yang telah Allah syariatkan.
فإن لم تفعل فإنك على شفا جرف هار والعياذ بالله
Jika tidak, maka engkau sedang berada ditepi jurang kebinasaan.
Semoga Allah melindungi kita darinya.
Seseorang pernah bertanya kepada Syaikh Shalih Al-Fauzan حفظه الله ;
ما سبس ضعف الإيمان في وقتنا الحاضر وما الذي يزيد من هذا الإيمان ؟
“Apa sebab lemahnya iman pada waktu kami yang sekarang ini dan apa sebab yang menambah keimanan ?”
الجواب : سبب ضعف الإيمان أمور، منها : أنك تقلل من الطاعات لأن الطاعات تزيد في الإيمان وإذا قلل الطاعات وتكاسل عنها ينقص إيمانه، نعم، وكذالك الذنوب والمعاصي التي دون الشرك تناقص الإيمان وعليه أن يتوب منها، نعم.
Beliau menjawab : “Penyebab lemahnya keimanan ada beberapa perkara, diantaranya : Anda mengurangi amalan-amalan ketaatan, karena amalan-amalan ketaatan akan menambah keimanan, dan apabila amalan ketaatannya sedikit dan bermalas-malasan dari melakukannya akan berkurang imannya, ya, dan demikian pula dosa-dosa dan kemaksiatan-kemaksiatan yang selain syirik akan mengurangi keimanan, maka wajib bagi dia untuk bertaubat darinya,” Na’am.
BERATNYA MELAKUKAN KETAATAN SUMBER LEMAHNYA IMAN
Syaikh Abdur Razzaq bin Abdul Muhsin Al-‘Abbad Al-Badr حفظه الله bertutur ;
مِن الناس مَن يستطيع رفع الأثقال لقوة بدنه،
Diantara manusia ada yang mampu mengangkat beban yang berat karena kuatnya fisiknya
ولايستطيع رفع اللحاف الخفيف لينهض لصلاة الفجر لضعف دينه،
Tetapi ia tidak mampu mengangkat selimutnya yang tipis/ringan agar ia bangun untuk shalat shubuh karena lemahnya agamanya
ومنهم من يستطيع قطع المسافة الطويلة عدوًا،
Dan diantara mereka ada yang menempuh perjalanan yang jauh dengan berlari,
ولايستطيع قطع المسافة القصيرة إلى المسجد بيت الله مشيًا،
Tetapi ia tidak mampu menempuh jarak yg dekat menuju masjid sebagai rumah Allah dengan berjalan kaki
ألا ما أضرَّ وهن القلوب وضعفها.
Duhai betapa bahaya rapuh dan lemahnya hati.
Imam Al-Auza’i رحمه الله bertutur ;
ليس ساعة من ساعات الدنيا إلا وهي معروضة على العبد يوم القيامة
يوماً فيوم وساعة فساعة
ولا تمر ساعة لم يذكر الله تعالى فيها إلا تقطعت نفسه عليها حسرات
فكيف بمن مرت به ساعة مع ساعة ،
ويوم مع يوم ،
وليلة مع ليلة وهو لم يذكر ربه؟
Tidak ada satu waktupun dari waktu-waktu di dunia kecuali akan diperhadapkan pada seorang hamba di hari kiamat,
Hari demi harinya, waktu demi waktunya,
Maka tidak ada satu waktupun yang engkau tidak mengingat Allah padanya kecuali akan menjadikan dirinya menyesal,
Maka bagaimana lagi dengan seorang yang berlalu waktu demi waktunya, hari demi harinya, malam demi malamnya, dalam kondisi ia tidak berdzikir kepada Rabbnya!?
【 Hilyatul Auliya’ : 6/142 】
TANDA BAIKNYA KEISLAMAN SESEORANG
Imam Asy-Syathibiy رحمه الله bertutur ;
مـن علامـات السعـادة علـﮯ العبـد : تيسيـر الطاعة عليـہ، وموافقـة السنـة فيـﮯ أفعالـہ، وصحبتـہ لأهل الصلاح، وحسن أخلاقـہ مع الإخـوان، وبذل معـروفـہ للخلق، واهتمامـہ للمسلميـن ، ومراعاتـہ لأوقاتـہ.
Diantara tanda-tanda kebahagiaan seorang hamba ialah :
- Dimudahkan baginya untuk melakukan ketaatan.
- Mencocoki sunnah dalam perbuatan-perbuatannya.
- Pertemanannya dia dengan orang-orang shalih.
- Baik akhlaknya terhadap saudara-saudaranya.
- Mencurahkan kebaikannya kepada makhluq.
- Perhatiannya dia terhadap kaum muslimin.
- Dan Penjagaan dia terhadap waktunya.
【 Al-I’tishaam : 2 /152 】
نسأل الله أن يطهر قلوبنا جميعا
Rabu | 8 Jumadal Akhir 1446 H
Sumber : Khanza Ashfahany Al-Atsariyyah
https://www.facebook.com/share/AiAv5Z6DybS7Wvvj/