Toko Buku Online Terpercaya Sejak 2015
0
0

MERINDUKAN PERTEMUAN DENGAN ALLAH TA’ALA

Merindukan Pertemuan Dengan Allah Ta’ala
(Khutbah Jum’at Masjid Nabawi 10 Safar 1446H)

Oleh: Asy Syaikh Dr. Khalid bin Salman Al Muhanna hafizhahullah

Khutbah Pertama:

Pertemuan dengan Allah adalah suatu hal yang pasti. Yaitu di hari dimana seluruh hamba dikumpulkan untuk mempertanggung-jawabkan amalannya di dunianya.

Ada orang yang bertemu dengan Allah dalam keadaan menang dan bahagia. Itulah pertemuan kemenangan dan kemuliaan. Ada orang yang bertemu dengan Allah dalam keadaan hina dan penuh penuh penyesalan.

يَٰٓأَيُّهَا ٱلْإِنسَٰنُ إِنَّكَ كَادِحٌ إِلَىٰ رَبِّكَ كَدْحًا فَمُلَٰقِيهِ

“Hai manusia, sesungguhnya kamu telah bekerja dengan sungguh-sungguh menuju Tuhanmu, maka pasti kamu akan menemui-Nya.” (QS. Al Insyiqaq: 6).

Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

وسَتَلْقَوْنَ رَبَّكُمْ، فَسَيَسْأَلُكُمْ عن أعْمالِكُمْ

“Kalian akan bertemu dengan Rabb kalian, dan Rabb kalian akan bertanya tentang amalan kalian” (HR. Al Bukhari & Muslim).

Meyakini akan hari pertemuan dengan Allah ta’ala dan senantiasa menghadirkannya dalam hati, adalah perkara yang membantu kita untuk senantiasa memenuhi janji kita kepada Allah, dan untuk senatiasa istiqamah menjalankan ketaatan kepada-Nya.

وَقَدِّمُوا۟ لِأَنفُسِكُمْ ۚ وَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ وَٱعْلَمُوٓا۟ أَنَّكُم مُّلَٰقُوهُ ۗ وَبَشِّرِ ٱلْمُؤْمِنِينَ

“Dan kerjakanlah (amal yang baik) untuk dirimu, dan bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa kamu kelak akan menemui-Nya. Dan berilah kabar gembira orang-orang yang beriman.” (QS. Al Baqarah: 223).

Hal tersebut juga bisa menguatkan seorang hamba dalam menghadapi masa-masa sulit dan cobaan-cobaan.

قَالَ ٱلَّذِينَ يَظُنُّونَ أَنَّهُم مُّلَٰقُوا۟ ٱللَّهِ كَم مِّن فِئَةٍ قَلِيلَةٍ غَلَبَتْ فِئَةً كَثِيرَةًۢ بِإِذْنِ ٱللَّهِ ۗ وَٱللَّهُ مَعَ ٱلصَّٰبِرِينَ

“Orang-orang yang meyakini bahwa mereka akan menemui Allah, berkata: “Berapa banyak terjadi golongan yang sedikit dapat mengalahkan golongan yang banyak dengan izin Allah. Dan Allah beserta orang-orang yang sabar” (QS. Al Baqarah: 249).

Dan barang tentu, seorang hamba yang meyakini hari pertemuan itu dan bersiap-siap untuk hari itu, ia akan merasa rindu akan pertemuan dengan Rabb-nya. Karena akan bertemu dengan Dzat yang paling ia cintai dan paling ia cari ridhanya dibandingkan segala hal.

Kerinduan untuk bertemu dengan Allah bagaikan angin sepoi yang menghibur seorang hamba dari kerasnya dunia dan akan meringankannya dari kepedihan-kepedihan dunia. Ketika seseorang memiliki kerinduan untuk bertemu dengan Allah, ia akan merasakan kelezatan dan kebahagiaan yang paling puncak yang bisa digapai oleh seorang hamba di dunia ini.

Kerinduan untuk bertemu dengan Allah juga menjadi penunjuk jalan yang akan menunjukki seorang hamba untuk mendekatkan diri kepada Rabb-nya. Bahkan kerinduan itu adalah buah dari hubungan baiknya kepada Allah.

Karena tidak ada orang yang memiliki kerinduan kepada Allah kecuali orang yang merawat harinya untuk mentauhidkan Allah, mencintai Allah, hanya berharap dan takut kepada Allah, senantiasa berdzikir kepada Allah dan senantiasa beramal shalih ikhlas mengharap ridha-Nya.

فَمَنْ كَانَ يَرْجُوْا لِقَاۤءَ رَبِّهٖ فَلْيَعْمَلْ عَمَلًا صَالِحًا وَّلَا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهٖٓ اَحَدًا

“Siapa yang mengharapkan pertemuan dengan Tuhannya hendaklah melakukan amal saleh dan tidak menjadikan apa dan siapa pun sebagai sekutu dalam beribadah kepada Tuhannya” (QS. Al Kahfi: 110).

Kerinduan untuk bertemu dengan Allah juga merupakan ganjaran kebaikan yang disegerakan bagi orang-orang yang Allah cintai.

مَن كَانَ يَرْجُوا۟ لِقَآءَ ٱللَّهِ فَإِنَّ أَجَلَ ٱللَّهِ لَءَاتٍ وَهُوَ ٱلسَّمِيعُ ٱلْعَلِيمُ

“Barangsiapa yang mengharap pertemuan dengan Allah, maka sesungguhnya waktu (yang dijanjikan) Allah itu, pasti datang. Dan Ia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui” (QS. Al Ankabut: 5).

Dari Ummul Mu’minin, Aisyah radhiallahu’anha, Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

مَن أحبَّ لقاءَ اللَّهِ أحبَّ اللَّهُ لقاءَهُ ، ومَن كرِهَ لقاءَ اللَّهِ كرِهَ اللَّهُ لقاءَهُ زادَ عمرٌو في حديثِهِ ، فقيلَ : يا رسولَ اللَّهِ ، كَراهيةُ لقاءِ اللَّهِ كراهيةُ الموتِ ، كلُّنا نَكْرَهُ الموتَ ، قالَ : ذاكَ عندَ موتِهِ ، إذا بُشِّرَ برحمةِ اللَّهِ ومغفرتِهِ أحبَّ لقاءَ اللَّهِ وأحبَّ اللَّهُ لقاءَهُ ، وإذا بُشِّرَ بعذابِ اللَّهِ كرِهَ لقاءَ اللَّهِ وَكَرِهَ اللَّهُ لقاءَهُ

“Barangsiapa yang senang berjumpa dengan Allah, Allah pun senang berjumpa dengannya. Barangsiapa yang tidak suka bertemu dengan Allah, maka Allah pun tidak suka bertemu dengannya”

Aisyah bertanya: “wahai Rasulullah, tentang orang yang tidak suka bertemu dengan Allah artinya dia tidak suka kematian? bukankah semua kita tidak suka kematian?”.

Rasulullah menjawab: “Yang aku maksud adalah keadaan seseorang ketika ia sakaratul maut. Karena ketika itu, seorang Mukmin diberi kabar gembira tentang rahmat Allah dan ampunan Allah untuknya, sehingga ia pasti suka untuk segera bertemu Allah, dan Allah pun ingin bertemu dengannya. Dan seorang kafir diberi kabar tentang azab Allah, sehingga ia pasti tidak suka untuk segera bertemu Allah, dan Allah pun tidak suka bertemu dengannya” (HR. An Nasa’i no. 1837, dishahihkan Al Albani dalam Shahih An Nasa’i. Ashl hadits ini terdapat dalam Shahihain).

Dalam hadits ini ada kabar gembira bagi orang-orang yang beriman dan hiburan bagi mereka ketika terluput dari kenikmatan dunia.

Dan para imam serta orang-orang shalih, mereka telah memenuhi hati mereka dengan kerinduan kepada Allah.

Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

يا أبا مويْهبةَ إنِّي قد أُمِرتُ أن أستغفِرَ لأَهلِ هذا البقيعِ فانطلِق معي قالَ السَّلامُ عليْكم أَهلَ المقابرِ ليهنِئ لكم ما أصبحتُم فيهِ مِمَّا أصبحَ النَّاسُ فيهِ أقبلتِ الفِتنُ كقطعِ اللَّيلِ المظلمِ يتبعُ آخرُها أوَّلَها الآخرةُ شرٌّ منَ الأولى. يا أبا مويْهبةَ إنِّي قد أوتيتُ مفاتيحَ خزائنِ الدُّنيا والخُلدَ فيها ثمَّ الجنَّةَ فخيِّرتُ بينَ ذلِكَ وبينَ لقاءِ ربِّي والجنَّةِ. قالَ فقلتُ بأبي أنتَ وأمِّي فخذ مفاتيحَ الدُّنيا خزائنَ والخلدَ فيها ثمَّ الجنَّةَ. قالَ لا واللَّهِ يا أبا مويْهِبةَ لقدِ اخترتُ لقاءَ ربِّي والجنَّةَ .ثمَّ استَغفَرَ لأهْلِ البَقيعِ ، ثمَّ انصرَفَ، فلمَّا أصبَحَ بدَأَه شَكْواه الَّذي قُبِضَ فيه صلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ

“Wahai Abu Muwaihibah, aku diperintah agar memintakan ampunan bagi penghuni kuburan al-Baqi’.”

Berangkatlah Rasulullah dan budaknya. Lantas berdiri di tengah kuburan al-Baqi’. Rasulullah berkata, ”Assalamu’alaikum wahai ahli kubur, berbahagialah kalian semua dengan apa yang kalian rasakan di dalamnya, daripada apa yang kini dirasakan manusia. Banyak cobaan kini datang bagaikan serpihan malam yang gelap gulita di mana cobaan terakhir menyusul cobaan pertama dan cobaan terakhir lebih buruk daripada cobaan pertama.”

Kemudian Rasulullah menghadapkan wajahnya kepada Abu Muwaihibah. ”Wahai Abu Muwaihibah, telah diberikan kepadaku kunci-kunci kekayaan dunia, keabadian di dalamnya, dan surga, lalu aku perintahkan untuk memilih di antaranya atau aku memilih dengan pilihan bertemu Tuhanku dan surga.”

Kemudian beliau mendoakan ampunan untuk ahlul Baqi’ dan pulang. Besok harinya beliau mulai menderita sakit yang membuat beliau wafat setelahnya.
(HR. Al Hakim, didhaifkan oleh Al Albani dalam Silsilah Ash Shahihah).

Dalam riwayat Ahmad dalam Musnadnya: “Sekitar 7 atau 8 hari setelahnya, beliau pun wafat”.

Dalam hadits ini terdapat dalil bahwasanya beliau Shallallahu’alaihi Wasallam adalah orang yang paling cinta dan paling rindu kepada Allah ta’ala. Karena beliau memilih pertemuan dengan Allah dan surga dibandingkan kenikmatan yang lainnya. Dan inilah hakekat dan Hanifiyah, agamanya Nabi Ibrahim ‘alaihisshalatu wassalam.

Dan doa terakhir yang beliau ucapkan sebelum wafat adalah:

اللهمَّ اغفِرْ لي و ارْحمْني، و أَلحِقْني بالرَّفيقِ الأَعْلى

“Ya Allah rahmati aku, dan masukan aku ke dalam rafiqul a’la (surga)” (HR. Al Bukhari dan Muslim).

Dan di antara doa yang sering beliau ucapkan:

وأسألُكَ لذَّةَ النظرِ إلى وجهِكَ ، والشوْقَ إلى لقائِكَ في غيرِ ضراءَ مُضِرَّةٍ ، ولا فتنةٍ مُضِلَّةٍ

“Ya Allah aku meminta kepada-Mu kelezatan memandang wajah-Mu, dan kerinduan untuk bertemu dengan-Mu, bukan dalam keadaan yang membahayakan diriku dan bukan dalam keadaan terfitnah” (HR. An Nasa’i, Ahmad, dishahihkan Al Albani dalam Shahih An Nasai).

Maka bagi orang yang mengaku mengikuti Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam, semestinya ada dalam dirinya rasa rindu untuk bertemu dengan Allah ta’ala. Berbanding lurus dengan kadar imannya.

Khutbah Kedua:

Bagi orang yang merindukan pertemuan dengan Allah ta’ala, Allah akan berikan balasannya berupa Allah wujudkan harapan tersebut. Yaitu mereka akan melihat wajah Allah di surga.

لِّلَّذِينَ أَحْسَنُوا۟ ٱلْحُسْنَىٰ وَزِيَادَةٌ

“Bagi orang-orang yang berbuat baik, ada pahala yang terbaik (surga) dan tambahannya” (QS. Yunus: 26).

Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

إذا دخلَ أهلُ الجنَّةِ الجنَّةَ نادَى منادٍ : يا أهلَ الجنَّةِ إنَّ لكم عند اللهِ موعدًا يريدُ أنْ يُنجزُكموهُ . فيقولونَ : ما هو ؟ ألمْ يُبيِّضْ وجوهَنا ؟ ألم يُثقِّلْ موازينَنا ؟ ألمْ يُدخِلنا الجنَّةَ ويُجِرْنا من النَّارِ ؟ فيُكشفُ الحجابُ فينظرونَ إليه ، فواللهِ ما أعطاهُم اللهُ شيئًا أحبُّ إليهم ، ولا أقرُّ لأعيُنِهم من النَّظرِ إليه . وهو الزِّيادةُ ثمَّ تلا : { لِلَّذِينَ أَحْسَنُوا الْحُسْنَى وَزِيَادَةٌ }

“Jika penghuni surga telah memasuki surga, dan penghuni neraka telah memasuki neraka, maka sang penyeru pun akan menyerukan, ‘Wahai penduduk surga, sesungguhnya kalian masih memiliki janji di sisi Allah, dan Dia ingin memenuhinya untuk kalian.’ Mereka bertanya, ‘Janji apakah itu? bukankah timbangan kami telah diberatkan, memberi cahaya pada wajah-wajah kami? Bukankah kami telah dimasukkan ke dalam surga dan dibebaskan dari api nereka? ‘ kemudian hijab pun disingkap hingga mereka pun melihat (wajah-Nya). Maka Demi Allah, tidak sesuatu pun yang telah diberikan Allah kepada mereka yang lebih mereka cintai dari pada (kenikmatan) melihat wajah-Nya” (HR. Muslim).

Semoga Allah ta’ala memberikan nikmat kepada kita berupa kenikmatan yang abadi di surga.

Wallahu a’lam.

Sumber WAG Ust Yulian Purnama

Anda mungkin menyukai

WAHAI MUSLIMAH, CINTAILAH ILMU SYAR’I

╔═࿐•❃❃══════╗ Daily Fawaid ╚══════❃❃•࿐═╝ WAHAI MUSLIMAH, CINTAILAH ILMU SYAR’I Seorang penyair bersenandung: » Menuntut ilmu dengan baik tidak…

TERGANTUNG CARA PANDANGMU

بسْـــــــــــــــــــــمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم TERGANTUNG CARA PANDANGMU Nikmat dan musibah, bisa menjadi besar atau kecil tergantung cara pandangmu…

CARA MENUMBUHKAN CINTA AL QUR’AN PADA ANAK

Cara Menumbuhkan Cinta Al-Qur'an pada Anak Mengajarkan Al-Qur’an kepada anak adalah hal yang paling pokok dalam Islam terutama…

MERINDUKAN PERTEMUAN DENGAN ALLAH TA’ALA

Merindukan Pertemuan Dengan Allah Ta'ala (Khutbah Jum'at Masjid Nabawi 10 Safar 1446H) Oleh: Asy Syaikh Dr. Khalid bin…

TERMASUK AKHLAK YANG MULIA

TERMASUK AKHLAK YANG MULIA Yusuf bin Asbath rahimahullah berkata : علامة حسن الخلق عشرة أشياء : 1-  قلة…

WAKTU BAGI SEORANG PENUNTUT ILMU

༻۩༺ •┈┈┈•╮⁣⁣ DAILY FAWAID ╰•┈┈┈• ༻۩༺ •┈┈┈•╯ ⏰WAKTU BAGI SEORANG PENUNTUT ILMU ➥ Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam…
×

Menu

Copyright 2021 Omah Buku Muslim
Toko Buku Online Terpercaya Sejak 2015

Developed by Web Project

Keranjang Belanja

Tidak ada produk di keranjang.

Kembali ke toko

Omah Buku Muslim

Selamat datang di Toko Kami. Kami siap membantu semua kebutuhan Anda

Selamat datang, ada yang bisa Saya bantu

Lakukan pemesanan lewat WhatsApp

Silakan isi kolom dibawah ini untuk melakukan pemesanan produk, Biaya ongkos kirim akan di infokan melalui whatsapp