AL QURAN ADALAH HIDUPKU
Al Qur’an adalah Hidupku
Sabtu, 06 Juli 2024
• Barangsiapa mengutamakan Al Qur’an maka Al Qur’an akan membawa ke surga dan sebaliknya. Semua itu tergantung kita, ingin menjadikan Al Qur’an prioritas kita atau bukan.
• Ketika Allah menciptakan manusia, maka Allah menciptakan buku panduan.
Kalau hati kita suci, maka tidak akan kenyang bersama Al Qur’an.
• Para Sahabat terdahulu tidaklah menghafal Al-Qur’an kecuali telah mengamalkannya. Berkata Umar bin Khathab “Aku tidak menghafal suatu ayat, kecuali sudah diamalkan ayat sebelumnya”.
• Aisyah R.A. “Akhlak Nabi adalah Al Qur’an”. Ketika Al Qur’an menjadi akhlak pada diri kita, akan nampak pada setiap langkah kita.
• Al Qur’an tidak akan diresapi maknanya kecuali dengan pengagungan terhadap Al Qur’an, bahwa Qur’an adalah kitab yang mulia.
• Ketika ingin mentadabburi Al Qur’an, kita harus menyadari Al Qur’an adalah kitab yang agung. Yang berkata adalah Allah, karena Al Qur’an adalah Kalamullah.
• Al Qur’an bukan perkataan manusia manapun. Ketika kita dapat surat dari seseorang yang kedudukan lebih tinggi dari kita, kita merasakan perkataan ini dapat meresap. Apalagi kalau kita merasakan Al Qur’an ini Kalamullah. Bahwasanya Allah memilih Al Qur’an sebagai kitab yang agung.
• Bagaimana cara merasakan Al Qur’an adalah kitab yang agung? Kita lihat Malaikat Jibril adalah kepala para Malaikat. Karena diturunkan dengan perantara yang benar-benar agung.
• Al Qur’an diturunkan pada bulan Ramadhan, bulan yang Allah pilih.
• Al Qur’an diturunkan di zaman generasi terbaik, para Sahabat.
• Al Qur’an diturunkan di Mekkah, tempat yang mulia.
• Kita memuliakan Al Qur’an dengan cara membaca Al Qur’an dengan hati yang bersih, pikiran yang tenang, pakaian bersih. Al Qur’an seperti sahabat. Dan sahabat tidak akan memberikan rahasianya kecuali dengan sebaik-baiknya muamalah, yaitu dengan cara membaca, mentadabburi, memahami maknanya, dengan membaca buku tafsir.
• Cara berinteraksi dengan Al Qur’an diantaranya dengan menghidupkan malam dengan Al Qur’an, membaca, Qiyamul Lail, membuka buku tafsir. Sedikit waktu yang digunakan di malam hari akan membantu kita, akan membuka pintu kebahagiaan kita. Karena kebahagiaan kita terikat dengan hukuman kita terhadap Qur’an.
• Interaksi kita dengan Al Qur’an akan terlihat saat kita berinteraksi dengan manusia. Tidak harus menjadi hafidzoh untuk mengamalkan Al Qur’an. Bahkan ada yang hafidzoh, tapi tidak mengamalkan Al Qur’an. Bukan hanya apa yang kita hafal, tapi nampak diri kita.
• Tidak ada libur untuk Al Qur’an, jangan tinggalkan Al Qur’an meskipun sejenak.
• Al Qur’an adalah peraturan yang tidak ada salah sedikitpun.
• Ibnu Qoyyim berkata kita butuh 2 hal: tekad dan semangat untuk menaikkan gairah kita agar tetap bersemangat dan kita butuh ilmu agar paham Al Qur’an.
• Banyak orang yang mengklaim dirinya aku sudah membaca dan menghafal Al-Qur’an. Tapi tidak nampak pada dirinya . Mereka yang terlihat keberkahannya adalah ketika mereka banyak interaksi bersama Al Qur’an . Menjadikan mereka lebih utama , terlihat lebih baik dari teman-temannya yang lain. Orang yang sering membaca Al Qur’an akan memiliki lebih banyak ilmu dari teman-temannya yang lain. Ibnu Taimiyah berkata jangan engkau menjadikan dirimu mengedepankan syahwat, seharusnya jadikan Al Qur’an sebagai sesuatu yang sering kita berinteraksi dengannya. Karena di dalam Al Qur’an lebih banyak ilmu, hukum dan hikmah kehidupan dari buku ilmiah apapun. Hikmah kehidupan dari kisah para Nabi. Sehingga memberikan pikiran yang lebih maju daripada yang tidak membaca Al Quran.
• Kalau kita hidup bersama Al Qur’an maka Al Qur’an akan memberikan keberkahannya. Ulama Perancis menulis pengaruh Al Qur’an terhadap kultur budaya pada kehidupan manusia. Orang yang hidup bersama Al Qur’an memiliki keberkahan daripada yang Allah jelaskan sebelumnya.
• Ketika hidup bersama Al Qur’an maka akan Allah angkat derajat kita, kemuliaan yang tidak dimiliki orang yang membaca Al Qur’an.
• Setelah kehidupan akan datang alam kubur. Ketika seorang banyak membaca Al Qur’an akan membentengi seseorang dari adzab kubur. Al Qur’an akan datang sebagai penolong, teman di kubur. Maka kita berdoa Al Qur’an menjadi penolong di dunia dan penenang di alam kubur.
• Di Mahsyar, tidak seorangpun menolong kita. Saat semua ketakutan di mahsyar. Al Qur’an akan datang sebagai sahabat di mahsyar. Al Qur’an berkata aku yang menghalangimu dari makan dan minum (karena sibuk membaca Al Qur’an), dari nyeyaknya tidur di malam hari. Maka tadabur, tilawah, menghabiskan waktu bersama Al Qur’an adalah perniagaan yang tiada merugi. Sejatinya waktu yang mereka habiskan tidak sia-sia. Allah akan memberikan pakaian kepada Ahlul Qur’an dan keluarganya. Ahlul Qur’an tidak hanya memberikan manfaat untuk dirinya, tapi juga ayah ibunya. Bacalah dan meninggilah karena kedudukanmu dari akhir ayat yang engkau baca.
• Ketika tidak ada yang menolong kita, hanya Al Qur’an yang menolong kita di akhirat kelak. Sudahkah kita meluangkan banyak waktu untuk Al Qur’an. Apakah sudah menjadikan Al Qur’an sebagai sahabat kita? Karena kehidupan setelah kematian sangat berat. Apakah kita siap menjalani kehidupan setelah kematian. Kita perlu menyadarkan diri bahwa kita benar-benar butuh Al Qur’an.
• Bentuk kebersamaan kita kepada Al Qur’an adalah belajar bersama guru, minta dikoreksi, tilawah, murojaah bersama, mentadabburi, memahami maknanya, mencari Faidah Al Qur’an. Jangan sampai mengikuti setan karena mereka mengajak ke neraka. Sedang Allah mengajak ke surga.
• Semoga kita ikhlas. Kita tahu Al Qur’an adalah obat bagi hati kita, penolong di hari kiamat. Jangan lengah sedikitpun. Kalau waktu kita lebih, gunakan untuk Al Qur’an.