WASIAT TIGA HAL DARI ORANG-ORANG SHALIH

قال مالك بن دينار: ” كان الأبرار يتواصون بثلاث؛ بسجن اللسان، وكثرة الاستغفار، والعزلة”
Mālik bin Dīnār rahimahullāh berkata:
“Dahulu orang-orang yang shalih saling berwasiat dengan tiga hal: menahan lisan, memperbanyak istighfār, dan menyendiri (uzlah).”
(Ḥilyat al-Awliyā’ wa Ṭabaqāt al-Aṣfiyā’ 2/377)
1⃣ Menahan Lisan
Barangsiapa mampu menjaga lisannya di dunia, maka Allah akan memudahkan baginya untuk mengucapkan kalimat syahadat di akhir hayatnya dan ketika berjumpa dengan-Nya.
Imam Ibnul Jauzī rahimahullāh berkata dalam kitab Baḥr ad-Dumū‘, hlm. 151:
فمَن حفظَ لسانهُ لأجلِ الله تعالىٰ في الدنيا، أطلقَ اللهُ لسانهُ بالشهادة عندَ الموتِ ولقاءِ الله تعالىٰ.
“Barangsiapa menjaga lisannya karena Allah di dunia, maka Allah akan melepaskan lisannya dengan (mudah mengucapkan) syahadat ketika ajal menjemput dan saat berjumpa dengan Allah Ta‘ālā.”
Dan orang yang mampu menjaga lisannya, maka semua perkara selain itu akan lebih mudah ia jaga. Yahyā bin Abi Katsīr rahimahullāh pernah berkata:
خصلتان إذا رأيتهما في الرجل فاعلم أن ما وراءهما خير منهما: إذا كان حابسا للسانه، يحافظ على صلاته.
“Dua perkara, jika engkau melihat keduanya ada pada seseorang, maka ketahuilah bahwa yang selainnya akan lebih baik pula: (yaitu) jika ia mampu menahan lisannya, dan ia menjaga shalatnya.”
2⃣ Memperbanyak Istighfar
Memperbanyak istighfār adalah sifat para nabi dan rasul, sekaligus tanda kesempurnaan iman seseorang.
Sahabat ‘Umar bin Khaṭṭāb raḍiyallāhu ‘anhu pernah berwasiat kepada kita agar berteman dengan orang-orang yang banyak beristighfār dan bertaubat. Beliau berkata:
جالسوا التوابين فإنهم أرقّ أفئدة.
“Duduklah bersama orang-orang yang banyak bertaubat, karena hati mereka lebih lembut.”
3⃣ Uzlah (Menyendiri)
Uzlah bermakna menjauh dari keramaian manusia dan menghindar dari kehidupan dunia yang melalaikan. Ia merupakan salah satu bentuk ibadah yang sangat dianjurkan oleh para ulama, terutama di akhir zaman, karena dengan itu seorang hamba akan terjaga dari fitnah kehidupan dunia.
Imam Qatādah rahimahullāh pernah menggambarkan kondisi kaum mukmin di masanya:
كان المؤمن لا يرى إلا في ثلاث مواطن: في مسجد يعمره، أو بيت يستره، أو حاجة لا بأس بها.
“Dahulu seorang mukmin tidak terlihat kecuali di tiga tempat: di masjid yang ia makmurkan, di rumah yang melindunginya, atau dalam kebutuhan (urusan dunia) yang tidak mengapa baginya.”
(Musnad Ibnul Ja‘d, no. 1051)
➡️ Diringkas dari Khutbah Jum’at Oleh Ustadz Abu Ilyas Agus Su’aidi Hafidzohulloh pada 3 Oktober 2025.
🗓 04 Oktober 2025
#selingan #wasiat #salaf
📖 Berbagi dan bergabung:
https://t.me/tintalama19



