SAMATUL QURRA’ SIFAT-SIFAT PEMBACA AL QUR’AN
Faidah Berharga dari Daurah berjudul: Samtul Qurra’
(Sifat-Sifat Pembaca Al-Quran)
Syaikh Muhammad Barhaji
Siapapun di antara kalian yang sedang menghafal Alquran, kemudian kondisi imannya tidak bertambah, maka selayaknya engkau berhenti menghafal sejenak. Jangan memperbanyak hujjahmu di hadapan Allah sampai engkau bisa kembali mempertanggung jawabkannya.
Dan jika setiap dirimu menghafal dan imanmu bertambah, maka engkau sudah berada di jalan yang benar.
Seorang penghafal Alquran yang benar, maka akan berkumpul pada dirinya sifat kebaikan dan ketenangan.
Sosoknya istimewa, pendiam pada hal yang tidak bermanfaat, kokoh, jujur, ketika berjalan ia jalan dengan tenang.
Hendaknya seseorang setelah sampai ke derajat itqan dalam tajwid, maka hendaknya dia membaca Al-Quran dengan memperindah suaranya, membaca dengan tingkatan bacaan yang ia bisa merasa nyaman.
Salah satu kesabaran penghafal Alquran adalah berguru dalam masa yang lama dengan gurunya.
- Sabar menghafal
- Sabar mempelajari qiroaat
- Sabar berguru dengan gurunya dalam waktu yang lama
- Sabar dalam mengajarkannya dan membacakannya kepada orang lain
Jadilah guru yang bersikap sama dan adil kepada murid-muridnya :
- Mengucapkan salam kepada semuanya
- Tersenyum kepada semuanya
- Menyapa kepada semuanya
- Memohonkan ampun untuk semuanya
- Mendoakan untuk semuanya
- Bersedekah atas nama semuanya
Sesungguhnya orang yang sudah bisa membaca Alquran dan menghafalnya, tidak cukup hanya sampai di sana untuk bisa disebut sebagai Ahlul Quran.
Akan tetapi, ia perlu menyempurnakan dengan mengamalkan isinya.
Kalau hati kita bersih, semua amal akan baik.
Bacaan di shalat Subuh, ini hendaknya berbeda dari bacaan pada shalat-shalat lainnya.
إِنَّ قُرۡءَانَ ٱلۡفَجۡرِ كَانَ مَشۡهُودٗا
“Sesungguhnya salat subuh itu disaksikan (oleh malaikat siang dan malam).”
Hendaknya seseorang merenungi makna ayat ini, dan sadari bahwa shalat fajr ini beda dari shalat yang lainnya.
Kemudian, hendaknya Ahlul Quran memiliki waktu untuk muhasabah.
“Hisablah diri kalian sebelum kalian dihisab oleh Allah.”
Hisablah perkataanmu dan perbuatanmu.
Ahlul Quran setelah ia menyelesaikan kegiatan di harinya tersebut, ia menyendiri beberapa saat, kemudian mengevaluasi dirinya.
Jika apa yang dia kerjakan sudah sesuai dengan apa yang Allah perintahkan di dalam Alquran, maka ia memuji Allah dan meminta agar Allah tambah karuniaNya.
Namun jika ia mendapati bahwa dirinya banyak kekurangan dan belum sesuai dengan apa yang Allah perintahkan di dalam Alquran, hendaknya ia beristighfar kepada Allah, bertaubat, mintalah agar Allah memudahkannya di dalam beribadah dengan baik kepadaNya.
Diriwayatkan bahwa Akhlak Nabi 🤍 adalah Alquran.
📌 Di antara sifat-sifat yang seharusnya dimiliki oleh pembaca Alquran :
- Sikap santun, tenang, bisa menahan emosi, dan tidak mudah marah.
Alquran diturunkan secara bertahap untuk meneguhkan hati Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Setiapkali turun ayat, semakin bertambah kokoh hati Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.
(كذلك لنثبت به فؤادك)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda kepada salah seorang sahabatnya,
إِنَّ فِيْكَ خَصْلَتَيْنِ يُحِبُّهُمَا اللَّهُ الْحِلْمُ وَالأَنَاةُ
”Sesungguhnya kamu mempunyai dua akhlak yang dicintai oleh Allah dan Rasul-Nya, yaitu sifat al-hilm (mampu menahan emosi) dan al-anah (sikap tenang dan tidak tergesa-gesa).” (HR. Muslim)
Juga di hadits lain, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan untuk jangan marah.
- Tawadhu’.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda
من تواضع لله رفعه
“Barangsiapa yang tawadhu’ karena Allah, maka Allah angkat mengangkat derajatnya.”
Tawadhu’ ini harus dilakukan karena Allah.
Jangan tawadhu’ agar dipuji manusia, jangan tawadhu’ karena ingin mengharapkan keuntungan dunia.
Dan ketahuilah bahwa Allah Maha Mengetahui apa yang ada di dalam hatimu. (Allah mengetahui apakah kau tawadhu’ karena berharap ridhaNya atau karena berharap pujian dari manusia?)
