Beranda » Blog » Keutamaan Majlis Dzikir

Keutamaan Majlis Dzikir

Silsilah Fiqih Doa dan Dzikir No: 7
KEUTAMAAN MAJLIS DZIKIR Bagian-1

Majlis dzikir adalah majlis yang dipenuhi dengan dzikrullah, mengingat Allah subhanahu wa ta’ala, sesuai dengan tata cara yang diajarkan Rasululullah shallallahu’alaihiwasallam.
Termasuk di dalamnya majlis taklim untuk mengkaji agama Allah.

Para ulama salaf sangat bersemangat untuk mendatangi majlis-majlis seperti ini dan memotivasi orang lain untuk menghadirinya.

Abdullah bin Rawahah radhiyallahu’anhu salah satu sahabat Nabi shallallahu’alaihiwasallam, seringkali mengajak teman-temannya, “Ayo kita memperbaharui keimanan kita dengan berdzikir. Semoga keimanan kita bertambah lantaran ketaatan tersebut dan Allah berkenan untuk mengampuni kita”.

Majlis dzikir mempunyai banyak keutamaan, di antaranya:

1. Majlis dzikir adalah taman surga di dunia

عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: “إِذَا مَرَرْتُمْ بِرِيَاضِ الْجَنَّةِ فَارْتَعُوا!”. قَالُوا: “وَمَا رِيَاضُ الْجَنَّةِ؟” قَالَ: “حِلَقُ
الذِّكْرِ”.

Dari Anas bin Malik radhiyallahu’anhu bahwasanya Rasulullah shallallahu’alaihiwasallam bersabda, “Jika kalian melewati taman-taman surga, mampirlah lalu makanlah buah-buahan dan minumlah dari mata air yang ada di dalamnya”. Para sahabat bertanya, “Apa yang dimaksud dengan taman-taman surga?”. “Majlis dzikir” jawab beliau. HR. Tirmidzy dan dinyatakan hasan oleh al-Albany.

2. Majlis dzikir adalah majlisnya para malaikat

Rasulullah shallallahu’alaihiwasallam bersabda,

“إِنَّ لِلَّهِ مَلَائِكَةً يَطُوفُونَ فِي الطُّرُقِ يَلْتَمِسُونَ أَهْلَ الذِّكْرِ، فَإِذَا وَجَدُوا قَوْمًا يَذْكُرُونَ اللَّهَ تَنَادَوْا: “هَلُمُّوا إِلَى حَاجَتِكُمْ” فَيَحُفُّونَهُمْ بِأَجْنِحَتِهِمْ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا…”.

“Sesungguhnya Allah memiliki para malaikat yang berkeliling di jalan-jalan mencari ahli dzikir. Seandainya mereka menemukan kaum yang sedang berdzikir, maka mereka akan berseru, “Kemarilah, ini yang kalian cari!”. Lalu mereka menaungi kaum tersebut dengan sayap-sayapnya sampai ke langit dunia”. HR. Bukhari dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu.

3. Majlis dzikir menghindarkan seorang hamba dari kerugian dan penyesalan di hari akhir

Adapun majlis obrolan yang tak berguna maka akan membuahkan kerugian dan penyesalan bagi pelakunya pada hari kiamat. Rasulullah shallallahu’alaihiwasallam bersabda,
“مَنْ قَعَدَ مَقْعَدًا لَمْ يَذْكُرْ اللَّهَ فِيهِ كَانَتْ عَلَيْهِ مِنْ اللَّهِ تِرَةٌ، وَمَنْ اضْطَجَعَ مَضْجَعًا لَا يَذْكُرُ اللَّهَ فِيهِ كَانَتْ عَلَيْهِ مِنْ اللَّهِ تِرَةٌ”

“Barang siapa duduk di suatu majlis yang tidak disebut dzikrullah di dalamnya; maka itu akan berakibat kerugian di sisi Allah. Dan barang siapa tidur tanpa dzikrullah; maka itu juga akan mengakibatkan kerugian di sisi Allah”. HR. Abu Dawud dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu dan dinilai sahih oleh Syaikh al-Albany.

4. Allah membanggakan orang-orang yang hadir di majlis dzikir di hadapan para malaikat

Pada suatu hari Nabiyullah shallallahu’alaihiwasallam melewati sekumpulan para sahabatnya yang sedang berdzikir, maka beliaupun mengabarkan kepada mereka,

“أَتَانِي جِبْرِيلُ فَأَخْبَرَنِي أَنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ يُبَاهِي بِكُمْ الْمَلَائِكَةَ”

“Jibril datang kepadaku dan memberitahuku bahwa sesungguhnya Allah membanggakan kalian di hadapan para malaikat”. HR. Muslim dari Mu’awiyah radhiyallahu’anhu.

5. Majlis dzikir salah satu sebab turunnya ketenangan dan rahmat Allah

“لَا يَقْعُدُ قَوْمٌ يَذْكُرُونَ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ إِلَّا حَفَّتْهُمْ الْمَلَائِكَةُ، وَغَشِيَتْهُمْ الرَّحْمَةُ، وَنَزَلَتْ عَلَيْهِمْ السَّكِينَةُ، وَذَكَرَهُمْ اللَّهُ
فِيمَنْ عِنْدَهُ”

“Tidaklah suatu kaum duduk mengingat Allah ‘azza wa jalla melainkan mereka akan dikelilingi para malaikat, diliputi kasih sayang, turun ketenangan pada mereka dan nama mereka akan disebut-sebut Allah di hadapan para malaikat-Nya”. HR. Muslim dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu.

6. Majlis dzikir merupakan salah satu sarana untuk menjaga lisan dari ucapan haram

Dalam kesehariannya seorang hamba pasti akan banyak berbicara. Jika ia tidak menggunakan lisannya untuk dzikir dan kebaikan semisal, biasanya ia akan menggunakannya untuk hal-hal yang haram. Contohnya: menggunjing, berdusta, mengejek dan yang serupa. Andaikan ia membiasakan diri untuk mempergunakan lisannya dalam dzikir, niscaya itu akan melindungi dan menghindarkan lisannya dari kebatilan. Kebalikannya jika lisan tersebut kering dari dzikrullah, niscaya ia akan dipenuhi dengan ucapan-ucapan dosa dan perkataan tak bermanfaat.

✍️ Pesantren “Tunas Ilmu” Kedungwuluh Purbalingga, 8 Shafar 1433 / 2 Januari 2012

Disarikan oleh Abdullah Zaen, Lc., MA dari kitab “Fiqh al-Ad’iyyah wa al-Adzkâr” karya Syaikh Prof. Dr. Abdurrazzaq bin Abdul Muhsin al-Badr al-‘Abbad (I/31-32).

Keranjang belanja

Tidak ada produk di keranjang.

Kembali ke toko
×

Omah Buku Muslim

Selamat datang di Toko Kami. Kami siap membantu semua kebutuhan Anda

Selamat datang, ada yang bisa Saya bantu