Keutamaan Wali-wali Allah Ta’ala

KEUTAMAAN WALI-WALI ALLAH TA’ALA | Hadist #73
Fawaid Hadist Bimbingan Islam
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: « إِنَّ اللهَ تَعَالَى قَالَ: مَنْ عَادَى لِي وَلِيًّا فَقَدْ آذَنْتُهُ بِالْحَرْبِ. وَمَا تَقَرَّبَ إِلَىَّ عَبْدِي بِشْيءٍ أَحَبَّ إِلَيَّ مِمَّا افْتَرَضْتُ عَلَيْهِ: وَمَا يَزَالُ عَبْدِي يَتَقَرَّبُ إِلَىَّ بِالنَّوَافِلِ حَتَّى أُحِبَّه، فَإِذَا أَحْبَبْتُهُ كُنْتُ سَمْعَهُ الَّذِي يَسْمَعُ بِهِ، وَبَصَرَهُ الَّذِي يُبْصِرُ بِهِ، وَيَدَهُ الَّتِي يَبْطِشُ بِهَا، وَرِجْلَهُ الَّتِي يَمْشِي بِهَا، وَإِنْ سَأَلَنْيِ أَعْطَيْتَه، وَلَئِنِ اسْتَعَاذَنِي لَأُعِيْذَنَّه »
Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Sesungguhnya Allah Ta’ala berfirman: “Barangsiapa yang memusuhi kekasih-Ku maka Aku nyatakan perang kepadanya. Tidak ada hamba-Ku yang mendekati diri kepada-Ku dengan sesuatu yang lebih baik kecuali dengan apa yang Aku wajibkan kepadanya, hamba-Ku masih tetap mendekatkan diri kepada-Ku dengan amalan sunnah sehingga Aku mencintainya, dan jika Aku mencintainya maka Aku menjadi pendengarannya yang ia pergunakan untuk mendengar, penglihatannya yang ia pergunakan untuk melihat, tangannya yang ia pergunakan untuk memegang, kakinya yang ia pergunakan untuk melangkah, jika ia memohon kepada-Ku pasti Aku akan mengabulkannya dan jika ia berlindung kepada-Ku, pasti Aku akan melindunginya.”
(HR. Al-Bukhari, no. 6502).
◉ ═══ ༻❀○❁○❀༺ ═══ ◉
FAEDAH HADIST
Hadist ini memberikan faedah-faedah berharga, di antaranya;
1. Wali Allah yang dimaksud dalam hadis ini adalah mereka yang beriman dan bertakwa, sebagaimana firman Allah Ta’ala;
“Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (Yaitu) orang-orang yang beriman dan mereka selalu bertakwa.”
(QS. Yunus: 62-63).
2. Wali Allah itu bukanlah orang yang mengklaim bahwa dirinya wali sebagaimana yang dilakukan para penipu yang mengklaim di hadapan orang-orang awam, padahal hakikatnya adalah para pendusta, na’udzubillah. Di berbagai negeri Islam banyak orang berbuat demikian, membohongi orang-orang awam, mengatakan bahwa dirinya adalah wali Allah dengan melakukan ritual-ritual ibadah yang menipu, mereka melakukan hal itu dengan tujuan materi untuk mendapatkan harta manusia dan kedudukan agar orang-orang menghormatinya.
3. Keutamaan para wali Allah Ta’ala, yaitu Allah ‘Azza wa Jalla membenci orang yang membenci mereka, bahkan memerangi mereka. Karena itu memusuhi wali Allah termasuk dosa besar.
4. Wali Allah Ta’ala itu ada dan tidak bisa diingkari.
5. Amal saleh merupakan sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah.
6. Perintah Allah berupa amalan wajib dan amalan sunnah. Oleh karena itu amalan yang dibebankan kepada para hamba bertingkat-tingkat.
7. Allah Ta’ala memiliki sifat cinta terhadap para hamba-Nya. Allah Ta’ala mencintai suatu amalan hamba melebihi amalan lain sebagaimana Dia mencintai seorang hamba melebihi hamba yang lain. Allah ‘Azza wa Jalla mencintai ketaatan dan para hamba yang menunaikannya, kecintaan-Nya ini juga bertingkat-tingkat sesuai dengan kebijaksanaan-Nya.
8. Setiap hamba yang mendekatkan diri kepada Allah Ta’ala dengan ibadah wajib dan disertai dengan ibadah sunnah, maka ia akan mendapatkan perlindungan Allah Ta’ala dalam segala urusannya, sehingga yang mesti didahulukan adalah amalan wajib, kemudian amalan sunnah, inilah asalnya.
9. Di antara manfaat amalan Sunnah; mendapatkan cinta Allah Ta’ala, mendapatkan ma’iyatullah (pertolongan Allah pada pendengaran, penglihatan, tangan, dan kaki), dan juga doanya mudah dikabulkan.
Wallahu Ta’ala A’lam.
Referensi: Syarah Riyadhus Shalihin karya Syaikh Shalih al Utsaimin, & Kitab Bahjatun Naazhiriin Syarh Riyaadhish Shaalihiin karya Syaikh Salim bin ‘Ied Al Hilaliy.
https://bimbinganislam.com/fawaid-hadist-73-keutamaan-wali-wali-allah-taala/