Syaikh Utsaimin Mengupas Tuntas Tipu Daya Setan Dalam Waswas Dan Cara Mengobatinya
Syaikh Utsaimin Mengupas Tuntas Tipu Daya Setan Dalam Waswas Dan Cara Mengobatinya
Aku seorang perempuan yang sudah menikah dan memilki 2 anak yang masih kecil. Aku bersyukur kepada Allah atas karunia yang besar ini. Aku selalu berusaha untuk menjaga shalat 5 waktu dan mengerjakannya di waktu-waktu yang sudah ditentukan.
Aku juga berusaha untuk tidak melewatkan bacaan Al-Qurán setiap hari.
Sepertinya aku sedang dicoba dengan penyakit waswas yang selalu terngiang di telingaku bahwa wudhu yang ku kerjakan barusan tidak sempurna. Begitu pula shalatku, selalu ada bisikan yang membuatku selalu ragu akan keabsahan atau kesempurnaan shalatku tersebut.
Masalah ini terus-terusan terjadi denganku. Maka aku mohon Anda berkenan memberikan nasihat kepadaku tentang apa yang mesti ku lakukan?
Demikian dan semoga Allah membalas Anda dengan kebaikan wahai Syaikh yang mulia?
Jawaban:
Iya betul. Itu adalah waswas yang berasal dari setan. Allah telah menerangkan kepada kita semua bahwa setan itu adalah musuk kita, Allah berfirman:
إِنَّ الشَّيْطَانَ لَكُمْ عَدُوٌّ فَاتَّخِذُوهُ عَدُوًّا
“Sesungguhnya setan itu adalah musuh bagi kalian. Maka sudah semestinya kalian juga menjadikannya musuh”. [QS. Fathir: 6]
Dan setan tidak akan berhenti untuk membisikkan waswas atau keragu-raguan dalam ibadah, muamalah, dan segala kondisi seseorang. Sampai-sampai ia tidak mau membiarkannya yakin terhadap satu perkara pun dari perkara-perkara yang dimiliki orang tersebut.
Bisa jadi, setan itu merusak ibadah seseorang melalui berbagai celah yang ada. Dan penangkal itu semua adalah dengan istiánah (meminta pertolongan Allah, Pent) untuk bisa melawan setan tersebut.
Hendaklah kita senantiasa meminta tolong kepada Allah agar dikuatkan dan diteguhkan untuk menghadapi waswas yang dihembuskan setan kepada kita.
Sebagai contoh, di dalam masalah thaharah (bersuci dari najis, Pent), setan akan mendatangi seseorang dan membisikkannya:
Kamu belum membasuh tanganmu sama sekali!
Kamu belum menyelesaikan dan menyempurnakan wudhumu!
Kamu melewatkan satu anggota badanmu yang wajib kena air wudhu!
Dan bisikan-bisikan semisal ini. Bahkan bisa jadi bisikan seperti tadi juga muncul setelah Anda selesai berwudhu. Obatnya adalah dengan Anda mengucapkan: “Aku berlindung kepada Allah dari setan yang terkutuk” dan segeralah menjauh dari tempat wudhumu, walaupun bisikan setan ke telinga atau kepala Anda semakin kencang agar Anda kembali menyempurnakan wudhu atau agar Anda membasuh bagian yang belum terbasuh.
Maka Saya tegaskan disini bahwa janganlah sekali-kali Anda menaruh perhatian sedikitpun terhadap bisikan seperti ini, apalagi selama Anda terkena cobaan berupa penyakit waswas yang berkesinambungan ini.
Ketika shalat misalnya, setan juga akan mendatangi seseorang dan berusaha membuatnya ragu bahwa shalatnya belum sempurna atau tidak sah, atau ruku’nya kurang, atau sujudnya kelewatan, dan bisikan semisalnya.
Maka sekali lagi hendaknya orang tadi tidak menggubrisnya sama sekali sembari meminta betul-betul pertolongan Allah untuk menghadapi bisikan-bisikan setan yang terkutuk tadi. Yakinlah bahwa setan tidak akan mampu mencelakainya sedikitpun (karena ia hanya mampu membisikkan, bukan memaksanya).
Bahkan bisa jadi setan juga mendatangi seseorang dan membisikkan ke pikirannya bahwa ia telah mentalak isterinya, atau menggambarkan kepadanya bahwa ia telah terlanjur berucap kepada isterinya: “jika Engkau berbuat ini dan itu maka Engkau ku talak”, dan seterusnya sedangkan itu tidak pernah terjadi sama sekali, hanya sekedar waswas yang dihembuskan oleh setan tadi.
Mungkin sebagian orang juga ada yang sampai ke tahap membatalkan ibadahnya gegara waswas tadi.
Sebagai contoh lagi, setan mendatangi seseorang dan membisikkan kepadanya bahwa wudhunya telah batal padahal pada kenyataannya tidak batal sama sekali. Akan tetapi dikarenakan bisikan tersebut begitu meyakinkannya maka akhirnya ia pun mengambil air wudhu kembali.
Kemudian setelah ia selesai berwudhu, setan tidak membiarkannya tenang, ia akan kembali mengganggu dan mempermainkan wudhunya dengan membisikkan ke pikirannya seolah-olah ada keluar sesuatu dari badannya yang membatalkan wudhunya.
Akhirnya karena saking kuatnya bisikan tadi, orang itupun mengeluarkan sesuatu dari badannya yang membatalkan wudhunya sehingga ia pun kembali mengambil air wudhu.
Begitu seterusnya, ia merasa batal dan berwudhu, membatalkan wudhunya tadi dan berwudhu lagi. Begitulah yang terjadi pada dirinya jika ia mulai mendengarkan satu bisikan setan hingga datang bisikan-bisikan lainnya.
Dalam shalat pun setan tetap akan mengganggunya. Ia mendatanginya setelah orang tadi baru melaksanakan satu rakaát shalat atau lebih, ia akan berbisik: “Tadi kamu sepertinya belum takbir takbiratul ihram”atau “Sepertinya kamu belum sempat berniat sebelum mulai shalat”.
Hingga akhirnya orang itupun membatalkan shalatnya (yang sudah berjalan satu rakaát atau lebih) dan memulai kembali shalatnya dari awal.
Manakala ia mulai lagi, maka saat itu pula setan kembali mengulangi bisikan-bisikannya seperti kamu belum berniat atau belum takbir. Akhirnya orang tadi kembali mengulang shalat dan begitu seterusnya hingga waktu shalat habis karena dia tidak selesai-selesai dan mengulang-ulang shalatnya.
Perkara ini tidak hanya sebatas mengganggu perbuatan atau amalan seseorang saja, melainkan juga mengganggu kondisi kejiwaan dan pikirannya hingga ia merasa lelah (dengan pikiran-pikiran yang bergelayut di kepalanya tadi, Pent).
Dalam perkara talak, setan akan berusaha meyakinkan seorang suami: “Kamu barusan menceraikan isterimu”, padahal ia tidak mentalaknya sama sakali, itu hanya waswas yang ada di pikirannya.
Kemudian setan kembali membisikkan kepadanya: “Berhubung sudah terjadi maka Engkau istirahatlah” hingga talak pun betul-betul terjadi. Bahkan bisa jadi itu terjadi hingga talak terakhir yang diperbolehkan untuk rujuk. Orang itupun terseret ke dalam masalah besar akhirnya.
Sesungguhnya penangkal dan obat dari itu semua adalah dengan berlindung kepada Allah dari segala godaan dan bisikan setan yang terkutuk, kemudian dia tetap fokus dan meneruskan ibadahnya yang sedang dikerjakannya hingga selesai.
Sebagaimana arahan yang diberikan oleh Nabi shallallahu álaihi wa sallam dalam hal ini kepada orang yang diganggu dan dibisikkan setan: “Siapa yang menciptakan ini. Siapa yang menciptakan itu?” hingga orang tersebut dibisikkan “Lantas, siapa yang menciptakan Allah?”.
Nabi mengajari orang tersebut agar berlindung kepada Allah dengan berucap: Áudzu billahi minas syaithanir rajim (Aku berlindung kepada Allah dari setan yang terkutuk, Pent).
Kemudian orang tersebut disuruh agar berhenti berpikiran seperti itu atau agar berhenti mendengarkan bisikan-bisikan tadi dan tidak menggubrisnya sama sekali.
Ini adalah bentuk cobaan yang menimpa sebagian orang. Bahkan terkadang ada sebagian orang yang bertanya (kepadaku) bahwa setan telah mengatakan kepadanya: “Kamu sedang shalat ke arah patung!” padahal tidak ada patung satu pun di rumahnya, atau bahkan ia sendiri tidak tahu apa itu patung.
Namun begitulah setan, ia akan berusaha memperdaya dan menipu kita dengan berbagai cara. Sampai-sampai ia pun membisikkan kepada orang tadi: “Kamu shalat untuk Allah, tetapi dimana Allah itu?”
Setan berusaha menyeretnya ke jurang pengingkaran atas keberadaan Allah, semoga Allah menyelamatkan kita semua dari hal semacam ini.
Dan hendaknya ketika setan berusaha membisikkan hal ini, orang tersebut segera berkata kepada dirinya sendiri sembari yakin: “Bukankah aku sudah berwudhu, dan aku pun shalat untuk Allah. Bukankah ini adalah bentuk keimananku kepada Allah karena tidak ada orang yang berwudhu dan shalat melainkan ia seorang yang berimana kepada Allah Azza wa Jalla!?”.
Ketahuilah bahwa tidaklah seseorang itu mengambil air wudhu dan kemudian shalat melainkan itu adalah indikasi keimanan kepada Allah dan ini yang dinamakan beriman.
Oleh karenanya, barangsiapa didatangi setan dan dibisiki di pikirannya dengan berbagai bisikan tadi maka wajib baginya untuk mengusir jauh-jauh setan tadi dengan 2 hal yang telah dijelaskan:
Pertama: dengan istiádzah (berlindung kepada Allah) dari berbagai godaan dan bisikan setan yang terkutuk.
Kedua: tidak mendengarkannya, apalagi menggubrisnya, tetap meneruskan ibadah yang dikerjakan tanpa membatalkannya sama sekali atau berpikiran untuk membatalkannya.
Setelah melakukan 2 hal ini maka insyaAllah waswas dan bisikan-bisikan setan akan hilang dengan sendirinya atau berkurang sedikit demi sedikit.
Catatan:
Artikel ini berasal dari fatwa dan jawaban berbahasa arab Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin rahimahullah: Silsilatu Fatawa Nur alad Darbi, kaset no. 205 dengan beberapa penyesuaian dari Alukatsir Blog.
Semoga bermanfaat untuk segenap Pembaca blog ini.
Baca juga: