TANDA-TANDA UMROH & HAJI MABRUR
Tidak Semua Orang Meraih Umrah & Haji Mabrur
Setiap orang yang pergi berhaji mencita-citakan haji & umroh yang mabrur. Haji & Umroh mabrur bukanlah sekedar haji & umroh yang sah. Mabrur berarti diterima oleh Allah, dan sah berarti menggugurkan kewajiban.
Bisa jadi, haji & umroh seseorang sah sehingga kewajiban berhaji baginya telah gugur, namun belum tentu haji & umrohnya diterima oleh Allah Ta’ala.
Jadi, tidak semua yang hajinya sah terhitung sebagai haji & umroh mabrur.
Di antara tanda-tanda haji & umroh mabrur yang telah disebutkan para ulama adalah:
1️⃣ Pertama
Harta yang dipakai untuk haji & umroh adalah harta yang halal (Ihya Ulumiddin 1/261), karena Allah tidak menerima kecuali yang halal, sebagaimana ditegaskan oleh sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
إِنَّ اللَّهَ طَيِّبٌ لاَ يَقْبَلُ إِلاَّ طَيِّبًا
“Sungguh Allah baik, tidak menerima kecuali yang baik. (HR. Muslim (1015)
Orang yang ingin haji & umrohnya mabrur harus memastikan bahwa seluruh harta yang ia pakai untuk haji & umroh adalah harta yang halal. Jika tidak, maka haji & umroh mabrur bagi mereka hanyalah jauh panggang dari api.
2️⃣ Kedua
Amalan-amalannya dilakukan dengan ikhlas dan baik, sesuai dengan tuntunan Nabi shallalahu ‘alaihi wa sallam. Paling tidak, rukun-rukun dan kewajibannya harus dijalankan, dan semua larangan harus ditinggalkan. Jika terjadi kesalahan, maka hendaknya segera melakukan penebusnya yang telah ditentukan.
Di samping itu, haji & umroh yang mabrur juga memperhatikan keikhlasan hati, yang seiring dengan majunya zaman semakin sulit dijaga. Mari merenungkan perkataan Syuraih al-Qadhi, “Yang (benar-benar) berhaji sedikit, meski jamaah haji banyak. Alangkah banyak orang yang berbuat baik, tapi alangkah sedikit yang ikhlas karena Allah.” (Lathaiful Ma’arif 1/257)
3️⃣ Ketiga
Haji & umrohnya dipenuhi dengan banyak amalan baik, seperti dzikir, shalat di Masjidil Haram, shalat pada waktunya, dan membantu teman seperjalanan.
Ibnu Rajab berkata, “Maka haji mabrur adalah yang terkumpul di dalamnya amalan-amalan baik, plus menghindari perbuatan-perbuatan dosa. (Lathaiful Ma’arif 1/67)
4️⃣ Keempat
Tidak berbuat maksiat selama ihram.
Maksiat dilarang dalam agama kita dalam semua kondisi. Dalam kondisi ihram, larangan tersebut menjadi lebih tegas, dan jika dilanggar, maka haji mabrur yang diimpikan akan lepas.
Di antara yang dilarang selama haji & umroh adalah rafats (kekejian, perkara tidak berguna, berkata kotor), fusuq (maksiat) dan jidal (debat).
5️⃣ Kelima
Setelah haji & umroh menjadi lebih baik.
Salah satu tanda diterimanya amal seseorang di sisi Allah adalah diberikan taufik untuk melakukan kebaikan lagi setelah amalan tersebut. Sebaliknya, jika setelah beramal saleh melakukan perbuatan buruk, maka itu adalah tanda bahwa Allah tidak menerima amalannya. (Lathaiful Ma’arif 1/68)
Bertaubat setelah umroh & haji, berubah menjadi lebih baik, memiliki hati yang lebih lembut dan bersih, ilmu dan amal yang lebih mantap dan benar, kemudian istiqamah di atas kebaikan itu adalah salah satu tanda haji mabrur.
🔰 Penutup
Sekali lagi, yang menilai mabrur tidaknya umroh & haji seseorang adalah Allah semata. Para ulama hanya menjelaskan tanda-tanda haji & umroh mabrur sesuai dengan ilmu yang telah Allah berikan kepada mereka.
Jika tanda-tanda ini ada dalam ibadah umroh & haji anda, maka hendaknya anda bersyukur atas taufik dari Allah. Anda boleh berharap ibadah anda diterima oleh Allah, dan teruslah berdoa agar ibadah anda benar-benar diterima.
Adapun jika tanda-tanda itu tidak ada, maka anda harus mawas diri, istighfar dan memperbaiki amalan anda..
Wallahu a’lam bisshowab..
Maraji: muslimorid
Semoga bermanfaat dan jadi renungan..
BATIK TRAVEL UMRAH & HAJI
“Umrah Berkesan dan Bermakna”
link ini : https://www.youtube.com/live/_2IbXfAowxY?si=ovtGDzQRC7uRrcpj