TATA CARA HAJI
بسم الله الرحمن الرحيم
Tatacara Haji
Akhukum Fillah
Marwan Hadidi, Makkah Al Mukarramah
https://t.me/wawasan_muslim
Rukunnya: ihram, wuquf di ‘Arafah, bermalam di Muzdalifah, thawaf ifadhah, dan sa’i antara Shafa dan Marwah.
Tanggal 8 Dzulhijjah (hari Tarwiyah)
• Di waktu dhuha berihramlah untuk haji bagi yang berhaji tamattu’. Adapun bagi yang berhaji qiraan tetap dalam ihram sebelumnya. Untuk ihram haji tamattu’, maka ia lakukan hal-hal yang berkaitan dengan ihram, seperti mengucap ihlal yaitu “Labbaikallahumma hajjan” (ia lakukan ihlal di Makkah ). Jika mau ia bisa membuat syarat dengan mengatakan “Allahumma mahalliy haitsu habastani” (artinya: Ya Allah, tempat tahallulku di tempat Engkau menahanku sehingga aku tidak bisa meneruskan haji), sehingga jika ia sakit, ada musuh atau ada penghalang lainnya yang membuat tidak dapat meneruskan haji ia tidak terkena dam.
• Bagi laki-laki hendaknya tertutup kedua pundaknya dengan kain ihram. Beridhthiba’ (Memakai kain dengan terbuka pundak kanan) hanyalah dilakukan pada thawaf qudum saja.
• Jauhilah larangan ihram.
• Perbanyaklah talbiyah, yaitu ucapan,
لَبَّيْكَ اللّهُـمَّ لَبَّيْكَ , لَبَّيْكَ لَا شَرِيْكَ لَكَ لَبَّيْكَ إِنَّ اْلحَـمْدَ وَالنِّعْـمَةَ لَكَ وَاْلمـُلْكَ لَا شَرِيْكَ لَكَ
“Aku penuhi panggilan-Mu ya Allah, aku penuhi panggilan-Mu. Aku penuhi panggilan-Mu, tidak ada sekutu bagi-Mu, sesungguhnya pujian, nikmat dan kerajaan milik-Mu, tidak ada sekutu bagi-Mu.”
Sampai melempar jamrah ‘Aqabah tanggal 10 Dzulhijjah dan dianjurkan menjaharkan/mengeraskan dalam mengucapkannya kecuali bagi wanita maka dengan mensirkan (merendahkan) suaranya.
• Bertolaklah ke Mina sambil bertalbiyah.
• Lakukanlah shalat Zhuhur, ‘Ashar, Maghrib, Isya dan Subuh di Mina pada waktunya masing-masing (tanpa dijama’), shalat yang 4 rakaat dilakukan dua rakaat (diqashar).
• Tidak dikerjakan shalat sunnah rawatib kecuali shalat witir dan shalat sunnah sebelum Subuh, demikianlah yang biasa dilakukan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam safarnya.
• Bermalam di Mina (malam 9 Dzulhijjah).
Tanggal 9 Dzulhijjah (hari ‘Arafah)
• Setelah shalat Subuh di Mina dan matahari terbit, pergilah ke ‘Arafah sambil bertalbiyah atau bertakbir .
• Makruh bagi yang di ‘Arafah melakukan puasa ‘Arafah.
• Jika memungkinkan, sebelum melakukan wuquf singgah sebentar di Namirah (Namirah tidak termasuk ‘padang ‘Arafah) hingga Zhuhur.
• Dengarkanlah khutbah di Namirah, lalu lakukan shalat Zhuhur dan ‘Ashar dijama’ taqdim dan diqashar dengan satu azan dan dua iqamat.
• Lakukan wuquf di lokasi ‘Arafah setelah shalat (baik dalam keadaan berdiri, duduk ataupun naik kendaraan).
• Usahakanlah dalam wuquf konsentrasi dalam berdzikr, bertobat, memuhasabah dirinya, berdoa dan bersikap tadharru’ (merendahkan diri) kepada Allah Ta’ala. Karena hari ‘Arafah adalah hari yang mulia, hari yang paling banyak Allah menyelamatkan orang-orang dari neraka .
• Seluruh padang ‘Arafah adalah tempat wuquf, namun jika seseorang menjadikan “Jabal ‘Arafah” berada di tengah-tengahnya antara dia dan kiblat, maka hal itu lebih afdhal, karena ia merupakan tempat wuquf Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
• Menghadap ke kiblat, berdoa sambil mengangkat kedua tangan dengan khusyu’ hingga matahari tenggelam.
• Perbanyaklah mengucapkan,
لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
• Perbanyak juga shalawat kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.
• Setelah tenggelam matahari, bertolaklah ke Muzdalifah dengan tenang sambil memperbanyak talbiyah.
• Lakukan shalat Maghrib dan ‘Isya di Muzdalifah dijama’ ta’khir (dan diqashar) dengan satu azan dan dua kali iqamat.
• Bermabitlah di Muzdalifah hingga fajar, adapun bagi kaum lemah dan para wanita boleh bertolak ke Mina setelah pertengahan malam.
Tanggal 10 Dzulhijjah (hari nahr)
• Setelah shalat Subuh di Muzdalifah, datangilah Al Masy’aral haram , lalu naikilah, kemudian menghadaplah ke kiblat, dan memuji Allah, bertakbir, bertahlil dan berdoa hingga terang. Pungutlah tujuh buah batu kecil untuk melempar jamrah ‘Aqabah nanti.
• Berangkatlah ke Mina sebelum matahari terbit dengan tenang sambil bertalbiyah.
• Jika sampai di lembah “Muhassir” , percepatlah langkah jika memungkinkan.
• Siapkan batu untuk melempar jamrah yang diambil dari Muzdalifah atau dari Mina.
• Lemparlah ke jamrah ‘Aqabah dengan tujuh batu kecil berturut-turut sambil bertakbir pada setiap lemparan .
Catatan:
Tidak boleh melempar jamrah ‘Aqabah sebelum matahari terbit meskipun bagi kaum lemah dan wanita yang diberikan rukhshah untuk bertolak dari Muzdalifah setelah lewat tengah malam, mereka semua harus menunggu terbit matahari barulah melempar.
Diberikan rukhshah dalam melempar jamrah ‘Aqabah di hari ini (10 Dzulhijjah) setelah zawal (masuk waktu Zhuhur), meskipun hingga malam hari.
Apabila telah melempar jamrah ‘Aqabah, maka ia telah tahallul awwal (meskipun ia belum mencukur/memendekkan) , oleh karena itu halal baginya semua yang haram di waktu ihram kecuali wanita.
Boleh seseorang memungut batu untuk melempar jamrah ‘Aqabah di mana saja.
Tidak mengapa seseorang melempar jamrah yang lain (shugra, wustha dan kubra di hari tasyriq), dengan batu yang digunakan untuk melempar jamrah ‘Aqabah (di hari nahar).
Jika seorang anak kecil yang naik haji tidak sanggup melempar jamrah, maka boleh walinya yang melempar. Demikian juga boleh bagi orang yang lemah tidak mampu melempar karena sakit (termasuk wanita hamil) atau orang yang sudah tua mewakilkan kepada yang lain dalam melempar jamrah.
• Setelah melempar jamrah ‘Aqabah berhenti bertalbiyah.
• Sembelihlah hady dan makanlah dagingnya serta bagikanlah kepada kaum fakir. Ini hanya wajib bagi haji tamattu’ dan qiran. Jika tidak mendapatkan hady atau tidak mampu maka puasalah 10 hari , 3 hari di musim haji (boleh pada hari-hari tasyriq) dan 7 hari setelah kembali ke kampung halaman.
• Lalu cukurlah (halq) rambutmu atau pendekkan saja (taqshir), bagi yang memendekkan saja hendaknya mencakup seluruh kepala. Dalam mencukur atau memendekkan dianjurkan memulai dari bagian yang kanan.
• Bagi wanita memendekkan saja, yaitu dengan menggunting sepanjang satu ruas jari atau sepanjang kuku-kuku jari. Dengan demikian, kamu telah tahallul awwal dan semua yang dilarang dalam ihram menjadi halal kecuali wanita.
• Lakukanlah thawaf ifaadhah tanpa perlu beridhthiba’ (terbuka pundak kanan) dan tanpa perlu raml (jalan cepat dengan langkah pendek) pada tiga putaran pertama, kemudian shalatlah dua rakaat.
• Lakukanlah Sa’i haji bagi yang tamattu’, demikian juga bagi yang qiran jika belum sa’i setelah thawaf qudum.
• Jika telah melakukan thawaf ifaadhah dan sa’i haji, maka kamu telah tahallul secara sempurna (telah halal yang sebelumnya haram di waktu ihram).
• Minumlah air zamzam dan lakukan shalat Zhuhur di Makkah jika mungkin.
• Menginaplah di Mina pada malam hari-hari tasyriq.
Catatan: Amalan haji pada hari nahar ada 4; Melempar jamrah ‘Aqbah, menyembelih, mencukur atau memendekkan dan thawaaf ifaadhah, lakukanlah amalan ini dengan tertib, namun jika tidak tertib (yakni mendahulukan yang kedua atau yang ketiga dsb.) maka tidak mengapa.
Tanggal 11 Dzulhijjah (salah satu hari tasyriq)
• Bermalamlah di Mina (yakni malam tanggal 11 Dzulhijjah)
• Lakukanlah shalat dengan berjamaah.
• Perbanyaklah takbir (takbiran), baik di kemah, pasar maupun di jalan-jalan.
• Lemparlah jamrah yang tiga (jamrah shugra/ula, wustha dan kubra) dengan tujuah buah batu sambil bertakbir setelah tergelincir matahari (matahari sudah terbit).
• Merupakan sunnah, ketika melempar ketiga jamrah dengan menjadikan posisi kota Makkah di sebelah kiri pelempar dan Mina di sebelah kanannya.
• Setelah melempar Jamrah shugra/ula dan jamrah wustha disunnahkan untuk berdoa ke arah kiblat.
• Kemudian melempar jamrah kubra (‘Aqabah), namun tidak perlu berdoa seperti pada dua jamrah sebelumnya.
• Bermabitlah di Mina.
Tanggal 12 Dzulhijjah (salah satu hari tasyriq)
• Setelah mabit, manfaatkanlah waktu untuk berdzikr dan mengerjakan amal saleh lainnya.
• Lemparlah jamrah yang tiga setelah tergelincir matahari dan lakukan seperti yang dilakukan pada tanggal 11 Dzulhijjah.
• Jika selesai melempar jamrah yang tiga itu, kamu dibolehkan pulang ke negerimu. Keluarlah dari Mina sebelum matahari tenggelam, lalu lakukanlah thawaf wadaa’ (pamitan) , kemudian berangkat meninggalkan Makkah. Keluar dari Mina pada hari ini (tanggal 12 Dzulhijah) disebut “Nafar Awwal”.
• Namun melanjutkan mabit di Mina pada malam 13 Dzulhijjah adalah lebih utama.
Tanggal 13 Dzulhijjah (akhir hari tasyriq)
• Perbanyaklah dzikr dan amal saleh.
• Lemparlah tiga jamrah setelah masuk tergelincir matahari.
• Lakukanlah dalam melempar 3 jamrah seperti pada dua hari sebelumnya.
• Setelah melempar jamrah pada hari ini (13 Dzulhijjah) maka bertolaklah meninggalkan Mina (ini disebut “Nafar Tsaani”).
Jika hendak kembali ke negerimu, maka lakukanlah thawaf wadaa’.