RENUNGAN SETELAH RAMADHAN
Kajian Masyaikh
Rabu, 17 April 2024
20.13
وقفات بعد رمضان
Renungan Setelah Ramadhan!
🎙 Bersama :
Syaikh Dr. Malik Sya’ban حفظه الله
🎙️ Penerjemah :
Ust. Muhammad Faruqi, Lc, MA (Dosen Kampus Islam Daarul Qur’an wa Sunnah)
• Di bulan Ramadhan kita bisa merasakan ibadah2 kita yang lebih intens dari biasanya, tentunya semua atas taufiq dari Allah swt.
• Di bulan Ramadhan sebuah bentuk sekolah, bagaimana kita mensucikan diri dari maksiat.
• Salah satu Faidah yang besar dari bulan Ramadhan, kita bisa meninggalkan perkara-perkara yang boleh di siang hari.
• Tentu saja kita masih ingat bagaimana kualitas ibadah kita di bulan Ramadhan, semoga semangat itu tidak hilang.
• Barangsiapa puasa di bulan Ramadhan dan melanjutkan dengan puasa Syawal, Allah akan mengganjar puasa seperti setahun penuh.
• Membiasakan diri kita untuk puasa, bukan perkara berat untuk keumuman Muslimin.
• Merupakan bukti keikhlasan seorang hamba, walaupun hukumnya puasa sekarang bukan wajib.
• Hal yang sama juga berlaku untuk ibadah lainnya, misal: shalat tarawih walaupun bentuknya shalat tahajud atau shalat malam lainnya.
• Shalat Qiyamul Lail, Nabi tidak pernah melebihi 11 rakaat, walaupun demikian buka berarti shalat malam rakaatnya 11 rakaat.
• Shalat malam paling sedikit 1 rakaat, shalat witir. Bila dirutinkan akan menjadi nilai ibadah yang maksimal. Sesungguhnya amal ibadah yang dicintai Allah adalah amal ibadah yang konsisten meskipun sedikit.
• Dan amal ibadah lainnya adalah tilawah Qur’an. Ada yang khatam 1x, 2-3x dst. Seharusnya kita juga bisa mengkhatamkan Qur’an di bulan-bulan selain Ramadhan.
• Dan dianjurkan membaca disertai mendalami maknanya, karena itu kebaikan yang akan menambah nilai tilawah kita.
• Tujuan maksud diturunkan Qur’an : membaca dan mentadabburi maknanya. Dan inilah yang diinginkan Allah kepada hamba-Nya, menjadi umat terbaik dengan membaca Al Qur’an, mentadabburi dan mengamalkan.
• Seorang Sahabat bernama Abdullah bin Mas’ud berkata dahulu mereka membaca 10 ayat, membaca sampai mengamalkannya.
• Hal tsb merupakan tatacara Sahabat mempelajari Al Qur’an. As Sulamy dahulu Sahabat bila telah sampai 10 ayat membaca, menghafal, mengamalkan Qur’an.
• Selain kita harus mempunyai semangat membaca Al Qur’an, menghafal Al-Qur’an maka kita harus semangat memahami maknanya. Karena :
1. Agar kita khusyuk
2. Mendapat ibadah tadabbur
3. Bisa mengamalkan apa yang Allah perintahkan
• Menyelami makna Al Qur’an di zaman jnj adalah mudah karena kita bisa menemukan kitab tafsir, arti di internet.
• Dalam kita memahami Qur’an :
1. Membaca Tafsir ayat-ayat yang sering juga baca sampai khusyuk membaca surat tsb. Misal Al Fatihah.
2. Membaca Tafsir surat pendek Juz 30, baru pindah Juz lainnya, sampai selesai membaca Tafsir Qur’an secara sempurna.
3. Kalau kita rutin kan hingga selesai Qur’an berarti kita telah merutinkan untuk hal-hal baik. Dengan demikian kita akan ingat setiap membaca Al Qur’an, semakin khusyuk.
• Ibadah selanjutnya : shodaqoh,memberikan makan fakir miskin, perlu kita jadikan istiqomah di bulan selanjutnya.
• Kita harus jadikan ibadah-ibadah di bulan Ramadhan, istiqomah di bulan lainnya.
• QS Al Ahqof : “innallaha Rabbunallahu tsummastaqoomu.. “Allah sebutkan istiqomah di QS Al Ahqof dan QS Fushilat.
• Tujuan ibadah kita di bulan Ramadhan adalah istiqomah di bulan berikutnya. QS Al Fatihah :“ihdinasshirotol mustaqim”.
• Ketika kita bisa istiqomah, semoga kita termasuk yang diridhai Allah yang mendapat surga yang luasnya melebihi langit dan bumi dan nikmatnya belum pernah terpikirkan sama sekali.
• Apabila kita sudah tergolong hamba yang bertaqwa, rajin beribadah, kita perlu bersyukur kepada Allah atas taufiq-Nya, yang tanpa pertolongan-Nya kita tidak bisa melakukan apa-apa.
• Seorang hamba ketika beribadah wajib minta taufiq-Nya seperti QS Al Fatihah :“iyya kana’budu wa iyyaa kanasta’im”.
• Ketika muadzin mengumandangkan adzan “hayya ‘alaa sholah.. hayya’ ala fallah” kita dianjurkan menjawab “Laa haula wa laa quwwata illaa billah”.
• Ketika seorang hamba bersikeras beribadah kepada Allah, kita tidak akan mampu tanpa taufiq dari Allah.
• Seorang hamba wajib memiliki 3 hal saat melakukan ketaatan kepada Allah :
1. Kecintaan kepada Allah
2. Menyertakan rasa berharap kepada Allah akan mendapat surga, ridho Allah
3. Takut amalan tidak diterima, tidak maksimal, takut Allah akan menghukum di akhirat.
• QS Al Mukminun : ketika mereka telah melakukan amal ibadah kepada Allah, hati mereka merasa takut. Azbabun Nuzul: Aisyah bertanya kepada Nabi apakah mereka disini adalah yang melakukan maksiat? Kata Nabi bukan, mereka adalah yang melakukan ibadah seperti haji, tapi takut amalnya tidak diterima.
• Maka keliru bila seorang hamba setelah beribadah merasa sombong, karena pasti ada 1-2 hal yang kurang maksimal.
• Allah mensyariatkan kita setelah selesai ibadah kita beristighfar, misal setelah shalat, saat selesai wukuf di Arafah, kita dianjurkan memperbanyak istighfar. Karena setiap kita selesaikan ketaatan pasti ada kekurangan, yang bisa ditutup dengan istighfar.
• Dalam menunaikan ketaatan kepada Allah, kita belum tentu sempurna maka harus memperhatikan syarat diterima ibadah :
1. Ikhlas
2. Sesuai apa yang dilakukan Nabi SAW
• Bukti telah melakukan 2 hal ini:
1. Coba tanyakan ke diri sendiri kenapa saya melakukan ibadah ini? Apakah untuk selain Allah?
2. Apakah sesuai yang Nabi ajarkan?
• Apabila kita menemukan dalam menjawab pertanyaan tadi karena untuk mendapat pujian dan harta, maka amalan itu tidak ikhlas dan tertolak.
• Apabila melakukan ibadah sesuai hawa nafsu, sesuai guru tapi tanpa dasar Nabi contohkan, maka tertolak.
• Kalau sudah salah niat, maka dikategorikan syirik. Sedangkan syirik adalah dosa besar. Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa syirik. Pelaku syirik bila belum bertaubat maka masuk neraka. Allah haramkan masuk surga.
• Bila melakukan ibadah atas hawa nafsu sendiri maka ini menyelisihi Nabi,karena membuat perkara baru.
• Orang yang membuat perkara baru disebut Al Mubtadi’ menganggap syariat Islam belum sempurna.
• Setiap ibadah yang belum dicontohkan Sahabat, lalu kita mencoba mengada-adakan amalan tsb, maka jangan lakukan ibadah tsb.
Wallahua’lam bisshawab.
• Q&A: Tanda kita mendapat Lailatul Qadr dan amalan diterima: tidak ada tanda khusus, tapi :
1. Hati kita lapang
2. Merasa bahagia
3. Kita jadi istiqomah beribadah dibandingkan bulan sebelum Ramadhan
📲 Silakan bergabung ke dalam grup whatsapp Info Kajian Masyayikh bekerja sama dengan Kampus Islam Daarul Qur’an Wa Sunnah (KIDQAS) ⤵️ https://chat.whatsapp.com/LcSoXmDUIfW7x98X0RvkGE Atau di channel Telegram ⤵️: https://t.me/wawasan_muslim Agar mendapatkan informasi terbaru kajian masyayikh.